ini bukan tentang sesuatu yang nyata. tapi lebih spesifik pada apa yang sedikit terlihat lebih licik. pada mulanya hanya ada aku dan dia. kami sempat bercengkrama dikala aku tumpahkan coklat panas di pahanya. warnanya coklat kehitaman, namun kupegang saat itu sedikit basah, hangat, dan terasa legit. cukup sampai disini, jendela itu tertutup rapat dan segera terbuka pula pintu demi pintu…
beberapa sakuku robek menggenaskan. madu yang kubungkus koran bekas tampak berserakan, rasanya terasa
manis getir…..
kost dewa kala itu delapan empat sebelas malam